A. Riwayat Hidup dan Karyanya
Paul Karl Feyerabend lahir pada tahun 1924 di Wina, Austria. Tahun 1945 ia belajar seni suara teater, dan sejarah teater di Institute for Production of Theater, the Methodological Reform the German Theater di Weimar. Sepanjang hidupnya ia menyukai drama dan kesenian. Ia belajar Astronomi, Matematika, Sejarah, Filsafat. Menurut pengakuannya, kalau ia mengingat masa itu, ia menggambarkan dirinya sebagai seorang rasionalis. Maksudnya, ia percaya akan keutamaan dan keunggulan ilmu pengetahuan yang memiliki hukum-hukum universal yang berlaku dalam segala tindakan yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
BIOGRAFI PAUL KARL FEYERABEND (1924-1994). Keyakinan rasionalitasnya pada masa itu tampak dari kiprahnya dalam Himpunan Penyelamatan Fisika Teoretis (A Club for Salvation of Theoretical Phsysics).[1] Keanggotaannya dalam kelompok tersebut tentu melibatkan dirinya dengan eksperimen-eksperimen ilmu alam dan sejarah perkembangan ilmu fisika itu sendiri. Dari sinilah ia melihat hubungan yang sesungguhnya antara eksperimen dengan teori yang ternyata relasi itu tidak sesederhana apa yang dibayangkan dan dijelaskan dalam buku-buku pelajaran selama ini.
Terjadinya perubahan pemikiran dalam Paul Karl Feyerabend itu setidaknya disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, karena adanya perkembangan baru dalam ilmu fisika, terutama fisika kuantum. Ia melihat bahwa fisika kuantum telah menolak beberapa patokan dasar fisika yang ketika itu dianggap modern (Newtonian) yang di atasnya prinsip-prisnip positivisme ditegakkan. Yang Kedua, sambutan para fisikawan/filsuf terhadap teori mekanika kuantum yang dianggap sebagai dukungan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Gagasan Popper, Thomas S. Kuhn, dan terutama Imre Lakatos, sangat mempengaruhi pemikiran filsafatnya.[2]
Pada permulaan tahun 50-an, ia mengikuti seminar-seminar filsafat dari Karl Raimund Popper di London. Waktu itu ia masih tetap berpegang teguh pada keyakinan rasionalitasnya, bahkan ia berpendapat bahwa perkenalannya dengan Popper semakin memperteguh keyakinannya itu.
Ia memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang fisika dari Wina University dan kemudian mengajar di California University. Ia telah menyatakan diri sebagai seorang “anarkis” yang menentang penyelidikan terhadap aturan-aturan penggantian teori dan pembangunan kembali pemikiran rasional dari kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan. Sikap Feyerabend tentang “apa saja boleh” dan bahwa sasaran dari kreativitas dalam ilmu pengetahuan itu adalah sebagai bentuk pengembangbiakan teori-teori.[3]
Pada tahun 1953, ia menjadi pengajar di Bristol. Tahun-tahun berikutnya mengajar Estetika, Sejarah Ilmu Pengetahuan dan Filsafat di Austria, Jerman, Inggris, Selandia Baru dan Amerika Serikat. Pada tahun-tahun itu pula ia mulai mengalami pertobatan pemikiran. Tidak bisa tidak pertobatannya itu merupakan akibat dari perkenalannya dengan Imre Lakatos, yang meniupkan pemikiran-pemikiran anarkis terhadapnya.[4]
BIOGRAFI PAUL KARL FEYERABEND (1924-1994). Kelak, Feyerabend menyebutkan bahwa Lakatos dianggap sebagai sahabat anarkisnya. Lagi pula seperti yang ia akui, Lakatoslah yang mendorongnya untuk menuliskan gagasan-gagasannya. Seperti yang pernah dikatakan Lakatos padanya, ‘Paul, ‘he said, ‘you have such strange ideas, why don’t you write them down?[5]
Dalam pertobatannya itu ia melihat bahwa dalam sejarah mekanika kuantum, bermacam-macam patokan telah dilanggar, dan anehnya patokan itu dijunjung tinggi oleh para filsuf bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pertobatannya itu, Feyerabend mengajukan pertanyaan: apakah manusia tidak mengejar ilusi-ilusi kalau mencari hukum universal guna mencapai hasil dalam ilmu pengetahuan?
Tahun 1958 ia menjadi guru besar Universitas California di Berkeley, tempat ia mengajar sampai akhir hayatnya. Tahun 1964-1965 proses pertobatannya dipercepat karena percakapannya dengan Carl Freither von Weizsäcker di Hamburg mengenai dasar-dasar mekanika kuantum. Pertobatannya itu juga dipercepat oleh keraguannya terhadap bangunan sistem pendidikan intelektualistis di tempat ia bekerja sebagai pengajar.[6]
BIOGRAFI PAUL KARL FEYERABEND (1924-1994). Puncak pemikiran anarkisnya tertuang dalam Against Method yang terbit pada tahun 1970, suatu karangan panjang yang pada tahun 1975 diolah lagi menjadi sebuah buku dengan judul yang sama pula. Terbitnya buku itu ternyata mampu menyedot dan menyulut antusiasme publik dengan adanya berbagai kontroversi, diskusi dan kritik yang cukup beragam corak dan pemaknaannya dari para tokoh filsafat dan kaum ilmuwan secara luas. Maka sebagai jawaban atas kritik terhadap pemikirannya itu, ia pun kemudian menerbitkan lagi beberapa buku yang memuat penjelasan serta argumentasi atau perluasan gagasan yang sudah diulas dalam buku yang dikritik sebelumnya. Namun begitu, munculnya tanggapan dari berbagai pihak itu seolah-olah justru semakin memperkokoh pemikiran anarkisnya.
Mungkin Feyerabend merupakan salah satu filsuf yang sangat provokatif pada abad ke-20. Ia giat melakukan perlawanan terhadap setiap gagasan ilmu yang memiliki metodologi tersendiri untuk membatasinya dengan yang bukan ilmu dan ilmu palsu. Walaupun mulai dulu sampai sekarang banyak usaha-usahanya yang disia-siakan, tetapi usaha itu bisa dijadikan sebagai dasar persiapan yang masih layak dan berharga bagi bentuk-bentuk perlawanan lain.[7]
Dalam analisis Don Cupitt, sebagai seorang filsuf sains dari California yang sangat Californian sekali, Feyerabend berargumen bahwa apa yang ia sebut dengan “teori pengetahuan anarkistik” merupakan pemaknaan ulang terhadap pengetahuan saintifik. Baik filsuf maupun yang lainnya berhak menetapkan dan menggambarkan apa saja yang diperbolehkan sebagai metode saintifik, baik yang termasuk kategori sains asli ataupun yang bukan sains sekalipun. Sebab beberapa usaha untuk menjalankan aturan-aturan yang ada sebelumnya hanya mengundang pertentangan seperti yang nampak jelas pada kasus konflik agama dan (menurut Feyerabend) juga berlaku pada kasus sains. Sudah banyak contoh sejarah yang mengesampingkan hal-hal semacam itu sebagai intuisi tandingan teori-teori saintifik, seperti transmutasi spesies, relativitas umum dan teori kuantum.[8]
[1] Prasetya T.W., "Anarkisme Pengetahuan dalam Ilmu Pengetahuan Paul Karl Feyerabend", dalam Tim Redaksi Driyarkara (penyunting), Hakikat Pengetahuan dan Cara Kerja Ilmu-ilmu (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm. 48.
[2] Akhyar Yusuf Lubis, Paul Feyerabend: Penggagas Anti-Metode (Jakarta: Teraju, 2003), hlm. 101-102.
[3] John Losee, A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth Edition (New York: Oxford University Press, 2001), hlm. 177.
[4] Paul Karl Feyerabend, Against Method: Outline of an Anarchistic Theory of Knowledge (London: New Left Books, 1975), hlm. 5. Feyerabend mempersembahkan buku ini kepada Imre Lakatos dengan menulis To Imre Lakatos, friend and fellow-anarchist.
[5] Ibid., hlm. vii.
[6] Prasetya T.W., op.cit., hlm. 49.
[7] Yuri Balashov and Alex Rosenberg (eds.), Philosophy of Science: Contemporary Readings (London: Routledge, 2002), hlm. 141.
[8] Don Cupitt, After God: Masa Depan Agama, terj. Abdul Qodir Shaleh (Yogyakarta: IRCiSoD, 2001), hlm. 204-205.
0 komentar:
Post a Comment