Naskah Serat Wedhatama
Serat wedhatama berbeda dengan serat-serat piwulang lainnya, karena kedudukannya yang sangat penting sejak dahulu sampai sekarang maka tidak mengherangkan jika ia lebugh banyak diminati, di bahas dan dikaji orang dari pada serat piwulang lainnya. Permasalahan serat Wedhatama menyangkut dua hal pertama masalah naskah dan penerbitan, kedua masalah pengarangnya. Dalam hal ini sekurang-kurangnya ada empat macam versi Wedhatama:
1. Wedhatama sayembara, terdiri atas Pupuh pangkur 14 bait, Sinom 15 bait, Gambuh 21 bait, jumlah seluruhnya 65 bait.Dalam naskah Serat Wedhatama ada dua versi yang satu berjumlah 100 bait yang terdiri dari tembang : Pangkur, Sinom, Pucung, dan Kinanthi. Tetapi ada yang hanya terdiri dari 72 bait terdiri dari Pangkur, Sinom, Pucung dan Gambuh saja. Menurut yang berkeyakinan hanya terdiri dari 72 bait mengatakan bahwa yang 18 bait itu hanya tambahan saja.
Serat wedhatama berbeda dengan serat-serat piwulang lainnya, karena kedudukannya yang sangat penting sejak dahulu sampai sekarang maka tidak mengherangkan jika ia lebugh banyak diminati, di bahas dan dikaji orang dari pada serat piwulang lainnya. Permasalahan serat Wedhatama menyangkut dua hal pertama masalah naskah dan penerbitan, kedua masalah pengarangnya. Dalam hal ini sekurang-kurangnya ada empat macam versi Wedhatama:
1. Wedhatama sayembara, terdiri atas Pupuh pangkur 14 bait, Sinom 15 bait, Gambuh 21 bait, jumlah seluruhnya 65 bait.Dalam naskah Serat Wedhatama ada dua versi yang satu berjumlah 100 bait yang terdiri dari tembang : Pangkur, Sinom, Pucung, dan Kinanthi. Tetapi ada yang hanya terdiri dari 72 bait terdiri dari Pangkur, Sinom, Pucung dan Gambuh saja. Menurut yang berkeyakinan hanya terdiri dari 72 bait mengatakan bahwa yang 18 bait itu hanya tambahan saja.
2. Wedhatama terbitan Van Der Heidi en.co 1885, di Surakarta, terdiri atas; Pupuh Pangkur 14 bait, Sinom 15 bait, Pucung 15 bait, Gambuh 20 bait jumlah seluruhnya 69 bait.
3. Wedhatama terbitan Ki Padma Susastra, Pujaarja Java Institut. S.Z. Hadi Sutjipto terdiri dari Pupuh pangkur 14 bait, Sinom 18 bait, Pucung 15 bait, Gambuh 25 bait, dan jumlah seluruhnya 72 bait.
4. Wedhatama lanjutan terbitan Java Institut dan Yayasan Mengadeg, terdiri atas 5 Pupuh pangkur 14 bait, Sinom 18 bait, Pucung 15 bait, Gambuh 25 bait, Gambuh (lanjutan) 18 bait, jumlah seluruhnya 100 bait.
Naskah Serat Wedhatama. Keempat versi Wedhatama tersebut memperlihatkan beberapa persamaan dan perbedaan tentang jumlah pupuh Wedhatama versi pertama, kedua dan ketiga memperlihatkan persamaan sedangkan versi keempat di samping empat Pupuh tersebut masih ada lagi Pupuh lanjutan dan Kinanti.[1]
Menurut Anjar Any bahwa Serat Wedhatama yang asli adalah 72 bait dengan alasan sebagai berikut :
1. Di dalam buku yang bertuliskan huruf Jawa dari museum Mangkunegoro, setelah bait 72 itu ada tanda “titi” artinya selesai. Kemudian pada halaman sebaliknya ada keterangan “Sambungan dari Serat Wedhatama yang berdiri sebagai judul tersendiri. Dan pada akhir bait 100 ada tanda “titi” lagi.
2. Dan kebiasaan memakai kata dapat dilihat bahwa antara 72 bait didepan dan 18 bait terakhir ada tanda “titi” lagi.
3. Pada bait 1 s/d 72, apakah akan berganti tembang tentu ada kode. (mulanya wong anom sami..... akan masuk sinom, “pamucunge wring ..... akan masuk Pucung, “anggambar mring …..” akan masuk Gambuh).
Tetapi pada bait 73 dan seterusnya akan masuk Tembang kinanthi tidak ada kode seperti itu. Hanya setelah tembang itu tembang kinanthi ada petunjuk tentang Kinanthi Mangka kanthining tumuwuh.[2]
Naskah Serat Wedhatama
[1] Moh. Ardani, Op.Cit., hlm.40-41.
[2] Anjar Any, op. cit., hlm. 29.
0 komentar:
Post a Comment