Pembantaian Rakyat Mesir, 2200 Korban Tewas Hanya Dalam 7 Jam. Kekhawatiran yang dirasakan oleh dunia internasional terhadap rencana pembersihan bunderan Rab’ah Adawiyah, Nahdah dan tempat-tempat lainnya di seantaro Mesir oleh militer Mesir, akhirnya terjadi juga. Peristiwa terburuk dalam sejarah modern Mesir ini betul-betul sangat menyayat hati. Hanya dalam durasi waktu tujuh jam saja serdadu Jenderal Al Sisi berhasil membantai rakyat Mesir sebanyak 2200 orang lebih korban tewas, dan puluhan ribu lainnya luka-luka.
Mesir Jadi Kolam Darah, Jenderal Al Sisi Bantai 2.200Rakyat Mesir Hanya dalam 7 Jam. Memang sangat disayangkan, sampai detik ini belum ada satu negara dunia pun yang serius membantu menyelesaikan kasus pembantaian berseri ini secara serius, kecuali negeri Turki. Dengan seluruh jalur diplomasi, ekonomi dan politisnya, Turki sejak awal pecahnya konflik politik di Mesir terus berupaya mencari berbagai solusi untuk mengembalikan pemerintah legitimasi ke posisinya. Namun nyatanya tembok yang harus dihadapi oleh Turki sendiri cukup tebal, sehingga usaha ekstra keras itupun hingga kini belum mampu memberikan hasil maksimal, sebagaimana yang diharapkan.
Pembantaian Rakyat Mesir, 2200 Korban Tewas Hanya Dalam 7 Jam. Dari informasi yang ditayangkan secara live oleh Aljazeera TV. Operasi pembantaian tersebut mulai dilancarkan sejak jam 06.30 waktu Cairo. Yaitu dengan mengerahkan mobil keamanan dan militer ke arah bunderan Rab’ah dan Nahdah. Kemudian operasi meningkat dengan menyemprotkan berbagai jenis gas ke dalam kerumunan massa pro legitimasi. Puncaknya adalah melepaskan peluru tajam baik dari darat maupun udara dengan menggunakan heli militer. Akhirnya, jatuhnya korban ribuan jiwa pun sudah tidak dapat dihindari lagi.
Menurut saksi mata di lapangan, sebagaimana yang diinformasikan oleh Aljazeera TV. Sehari sebelum penyerangan, di sekitar bunderan Rab’ah banyak terlihat mobil ambulan, sehingga membuat curiga sebagaian massa disana. Malah ada saksi mata yang melihat, jika ambulan tersebut secara sembunyi-sembunyi memasok senjata api ke wilayah itu. Akhirnya paska pembantaian, skenario itupun menjadi jelas, bahwa senjata api tersebut digunakan sebagai pembenaran atas aksi barbarisme yang dilakukan oleh Alsisi dan konco-konconya, dengan dalih massa pro legitimasi sedang menyiapkan penyerangan, dengan senjata-senjata tersebut.
Kini sungai darah sudah mengalir di Mesir, yang
berhulu dari tangan jenderal Al Sisi. Nampaknya sungai tersebut bakal
terus mengalir tanpa dapat dibendung lagi. Kecuali jika ada kekuatan
dahsyat yang mampu menghentikannya, atau mukjizat Ilahi.
Melihat perkembangan situasi keamanan yang semakin
memburuk, KBRI Cairo bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat
Indonesia di Mesir, sudah mulai melakukan koordinasi dan pemantauan
lapangan langsung, demi mengantisipasi berbagai kemungkinan akibat
memburuknya situasi keamanan di negeri fir’aun tersebut. Yaitu dengan
menyediakan hotline di: 02-27947200/02-27947209.
oleh: By. Masykur A. Baddal
dikutip dari: http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/08/14/mesir-jadi-kolam-darah-jenderal-al-sisi-bantai-2200-rakyat-mesir-hanya-dalam-7-jam-583760.html
tertanggal : 14 Agustus 2013 pukul 19.00
kejaam sekali
ReplyDeletesangat!!!!!!!!!!!
ReplyDelete